Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Selasa, 09 Juni 2020

Sebungkus Nasi

              
SEBUNGKUS NASI 
Aning Sarwiyani--Pati 

        Pagi ini aku terinspirasi untuk menarikan jemariku di atas toots. Sudah lama aku tidak menulis bebas... selama ini aku hanya kerjakan tugas tugas dan tugas. Dari rasa sakit yang menyiksaku setiap saat, aku kadang mengeluh. Keluh kesahku aku ucapkan dengan anggota keluarga. Namun yang disarankan minum obat dan minum obat. 
            Tidak denganku pagi ini...sudah hampir 2 bulan aku kesakitan. Seluruh tubuhku terada sakit. Utamanya pada daerah kaki dan sekitar lutut. Nyeri jika aku gunakan untuk melangkah. Kadang kaki tak kuat menahan berat tubuhku. Kasihan juga kakiku. Kakiku terasa kaku, telapak kaki terasa tipis, panas dan nyeri...aku hanya diam, sesekali aku elus elus untuk mengurangi rasa sakit itu. Sambil kuucapkan kalimat istiqfar pelan-pelan kuurut kakiku.  Rasa sakitpun terasa berkurang.
             Aku memang tak pernah diam. Apapun yang bisa aku kerjakan, pasti aku kerjakan. Ku ambil sapu kubersihkan lantai kamarku saja... kuberlatih kerja untuk mengetahui seberapa kekuatan tenagaku. Baru beberapa langkah kurasakan rasa lelah.... kwtingat dingin bercucuran. Bajuku basah dibagian tubuh saja. Aku istirahat sejenak untuk memulihkan tenagaku.
             Tiba-tiba suamiku datang " sudah..jangan paksakan untuk kerja dulu...nih sarapan" kata suamiku sambil menyodorkan sebungkus nasi dengan lauknya.
" sudah berhenti dulu.... ayo makan...agar tenagamu lekas pulih..." imbuh suamiku.
Aku terdiam sejenak , wow suamiku sudah siapkan sarapan untukku.
" terima kasih .....yah..." jawabku sambil menerima nasi yang telah disodorkan padaku.
             Akupun segera mengambil segelas air putih untuk pengantar sarapan pagiku. Menu sebungkus nasi putih yang sudah disiram sayur tahu. Kunukmati sesenduk demi sesenduk.sebenarnya untuk ukuran perutku yang saat ini juga lurang beres terlalu pedas. Aku hanya diam. Kuhargai jerih payah suamiku dan bentuk kasih sayangnya untukku. Segera aku gelontor nadi di dalam perutku dengan air putih yang kusediakan. "Alhamdulillah.... lega..rasa pedas terkurangi.
                Aku segera mandi bersiap siap untuk pergi mencari obat. Aku terbiasa mandiri. Dengan sisa sisa tenaga yang aku miliki, kudapatkan obat yang aku kehendaki.
               Kulanjutkan aktivitas harianku...kalau mampu mencuci dengan mesin ya aku lakukan. Kalau tidak.... suamikulah yang mengerjakan. Aku mengambil tugas yang lain, aku mencuci piring dan membuat sayur untuk menu hari ini. Alhamdulilah sudah aku laksanakan.
              Kisaran pukul 10.00 kakiku kembali terasa linu, kaku, dan panas. Aku pernah diberitahu, untuk melakukan pijat. Paling tidak untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar peredaran darah. Aku ajak suamiku untuk pijat, tapi suami tidak mau alasan tidak kuat. Aku hanya menghela napas panjang. Ada rasa sesak di dada dengan adanya jawaban itu. Diam-diam aku meneteskan airmata. Ada rasa sesak di sana. "Haruskah aku paksakan kehendakku pada suamiku?"berontak jiwaku.
Aku harus bersabar. Apalagi ketika sakit mendera, tiada yang bisa merasa kecuali diriku. Akupun bilang pada suamiku lagi.
" Setiap hari aku selalu merasakan rasa seperti ini ...sakit... linu, panas, kaku, dan nyeri...pada siapa lagi aku mengeluh kalau bukan padamu suamiku dan pada Allah yang telah menghidupkanku."
Usai berbicara begitu...aku masih meneteskan air mata. Aku pergi menyepi.Menikmati rasa sakit dan derita hati.
          Aku merenung.kuingat masa-masa laluku.Tiba -tiba ada tamu, kakak iparku datang untuk menjengukku. Aku tahu kakakku sudah masuk ke kamar di mana aku sedang menuliskan isi hatiku ini.
" Bagaimana kabarmu nduk? Sapanya
" Ya...masih seperti ini .... doakan cepet sembuh  ya  " pintaku padanya.
Kakak iparku bercerita tentang keluarganya, hal ini karena aku tanya bagaimana keluarganya. Dia cerita kalau usai mengikuti kegiatan PWRI alias kumpulan para lansia pensiunan. Mereka berkumpul untuk reuni. Kadang kalau tidak karena rasa sosial juga sudah malas untuk mengikuti kegiatan seperti ini katanya. 
          " Aku mau pulang dulu, nduk...mau mampir ke sekolah dulu...." katanya
" Lho masih mengajar to ?"tanyaku
" masih....aku masih dimintai tenagaku untuk mengajar di MTs." Katanya serambi mengulurlan tangannya padaku.
" Terima kasih banyak ya Kak... Salam buat keluarga Kakak " kataku 
              Aku terharu.... ada wa dari suamiku. 
" Nanti siang setelah usai pinjer saya antarkan" demikian tulisan yang suamiku berikan.
"Alhamdulillah aku bersyukur....." 
           Aku sedikit lega, paling tidak masih ada perhatian dan kasih sayang dari suamiku, meski dia bilang ndak kuat, masih sanggup untuk mengantarkan aku mencari obat ( tombo).
"Terima kasih ya,Allah........Engkau telah memberikan suami padaku yang baik hati... perhatian dan kasih sayang."
            Aku akan selalu mengenang sebungkus nasi untukku setiap pagi. Ya.... sebungkus nasi kasih sayang dan perhatian dari suamiku yang sudah ada tiap kali kubuka mata dipagi hari.
Terima kasih suamiku, semoga Allah selalu memberikan kebahagiaan kepada kita dunia wal akherat. selalu dalam lindungan dan hidayahNya. Aamiin, 

5 komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot