KISI KISI SOAL PAS KELAS IX TAHUN 2020
Tolong diperlajari
agar nilaimu bagus,ya nak!
Untuk latihan soal baca di LKS semuanya
1.
Informasi teks laporan
2.
Isi teks laporan
3.
Struktur tujuan dari teks laporan
Tujuan
untuk mengklasifikasi, menggambarkan dan memberikan informasi faktual tentang
orang, hewan atau fenomena.
4.
Struktur
alat dan bahan dari teks laporan
5.
Struktur tujuan dari teks laporan percobaan
6.
Struktur
alat dan bahan dari teks laporan percobaan
7.
Struktur dan langkah langkah teks laporan
percobaan
Urutan
dalam melakukan percobaan yang dilakukan
8.
Struktur dan langkah langkah teks laporan
percobaan
9.
Struktur dan simpulan teks laporan percobaan
10.
Struktur dan hasil teks laporan percobaan
11.
Unsur kebahasaan istilah teknis bidang ilmu
12.
Unsur kebahasaan
kata khusus
Suatu kata yang sebelum dianggap memiliki konsep
umum, dapat menjadi kata khusus bila dihadapkan kada kata yang lebih umum lagi.
Demikian juga sebaliknya, kata yang semula merujuk
pada konsep yang khusus, akan menjadi kata yang bersifat umum bila dihadapkan
pada konsep yang lebih khusus.
Ciri-ciri kebahasaan yang umumnya digunakan
dalam laporan sebagai berikut:
a.
Memperkenalkan aspek umum atau kelompok
(generik), seperti kendaraan roda dua, transportasi umum, mamalia, keluarga
kucing, ikan air tawar, unggas, reptilia, dan lain-lain.
b.
Menggunakan kata tugas hubungan logis, seperti
ketika, maka, dan seterusnya.
c.
Kata tugas digunakan untuk menjaga tulisan
koheren.
d.
Menggunakan kalimat aktif.
e.
Menggunakan kata kerja aktif untuk menggambarkan
proses dan aksi
f.
Tidak ada urutan waktu, tetapi ada urutan
kegiatan
g.
Menggunakan kata benda dan frasa benda dibanding
kata ganti orang
Penggunaan kata ganti orang sangat terbatas.
h.
Beberapa laporan menggunakan istilah teknis atau
istilah bidang ilmu
i.
Biasanya disertai foto, diagram, peta, dan
seterusnya.
14.
Unsur kebahasaan
Kata umum
Kata umum adalah
kata yang ruang lingkup maknanya mencakup hal-hal umum dan menyangkut
aspek-aspek yang lebih luas. Contohnya
kata pohon. Tercakup dalam tanaman adalah daun, buah, akar, dsb. Dengan
demikian kata pohon merupakan kata umum karena maknanya lebih luas daripada
kata-kata lainnya, seperti daun, buah, akar, atau lainnya.
Ciri kebahasaaan teks eksposisi
a.
Nominalisasi (pembendaan)
1. Nominalisasi (Pembendaan)
Nominalisasi (pembendaan) merupakan ciri khas teks eksposisi Pembendaan merupakan proses tata bahasa
mengubah kata benda, kerja, dan sifat menjadi kata benda. Fungsinya untuk menghubungkan
makna antarkalimat. Perhatikan contoh berikut.
1) Pemerintah memberlakukan Undang-Undang Antikekerasan.
2) Pemberlakukan tersebut melegakan banyak pihak di negeri ini.
Kalimat (1) dan (2) saling berhubungan yang dihubungkan oleh kata
memberlakukan-pemberlakuan.
Nominalisasi (pembendaan) digunakan saat kata benda dibentuk dari kata
kerja, misalnya membangun-pembangunan, mendaur ulang-pendaurulangan,
berhasil-keberhasilan, merintis-perintisan.
Pembendaan digunakan untuk mengubah kalimat dari bentuk aktif ke pasif,
misalnya Kita harus mendaur ulang sampah. Pendaurulangan itu menguntungkan
lingkungan dan menghasilkan uang. Informasi baru di akhir kalimat menjadi fokus
untuk kalimat berikutnya. Ini upaya agar bentuk tulisan runtut, kohesi, dan koheren.
b.
Bentuk pasif dan kata ganti orang
Bentuk Pasif dan Kata Ganti Orang
Teks eksposisi umumnya ditulis bukan dalam bentuk orang pertama (saya), namun, lebh berbentuk istilah umum yang
menggambarkan sebagai anggota masyarakat atau warga negara atau yang misalnya
Ini harus dihentikan. Bentuk pasif dapat digunakan agar ungkapannya lebih
formal dan kuat.
Bahasa evaluatif menambahkan makna bahasa yang lebih kuat misalnya Hal yang paling penting bahwa semua
orang. Kata ganti orang sering dihilangkan. Pengarang berbicara secara
persuasif tentang orangtempat, dan hal yang sudah ada dalam teks, misalnya dia,
mereka, bangsa Indonesia, warga negara.
c.
kosakata
Kosakata yang digunakan sering berupa istilah teknis. Kosakata dapat menyertakan abstrak. Sementara itu, sinonim
digunakan untuk menghindari pengulangan dan menjaga agar tetap membaca tulisan.
Rantai kata, pasangan kata (sinonim dan antonim), serta rumpun kata yang saling
berkaitan makna seperti tanah,
regenerasi, dan sumber
daya alam banyak digunakan.
Kata benda abstrak yang digunakan, seperti kegembiraan, takut, dan kata kata
teknis seperti spesies dan genius.
Persoalan menjadi lebih ilmiah karena merujuk pendapat ahli. Kata emotif
digunakan untuk melibatkan perasaan audiens misalnya Penggunaan sumber daya kita secara berlebihan akan menghancurkan tanah.
Ciri penting kebahasaan adalah penggunaan kata tugas (konjungsi) yang
berfungsi menghubungkan bagian-bagian teks. Kata tugas ini dapat mengaitkan
gagasan, konsep kontras, urutan pikiran, penambahan terhadap gagasan dan
menghubungkan sebab-akibat.
Contoh kata-kata ini adalah pertama
kali, akhirnya, sebagai tambahan, sebab/karena, sebagai hasil dari, di pihak
lain.
Kata tugas menciptakan kohesi (keterpautan bentuk) dan mengekspresikan hubungan sebab-akibat, seperti,
sebab, karena, oleh sebab itu, dan maka.
Alasan untuk tindakan atau pilihan ditunjukkan melalui penggunaan kata
hubung antarkalimat, misalnya bagaimanapun,
hal yang mirip. utamanya, oleh karena itu, maka, sebab, dan alasan pertama,
16.
Unsur kebahasaan Kalimat perintah
Kalimat
perintah adalah kalimat yang berisi sebuah perintah yang ditujukan
kepada orang lain untuk melakukan sesuatu. Dengan kata lain, kalimat perintah
adalah kalimat yang dipakai untuk mendapatkan tanggapan sesuai dengan kehendak
penuturnya.
Ciri-Ciri Kalimat Perintah
Kalimat perintah memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Menggunakan partikel –lah.
Contoh :
a. Pergilah dari rumah!
b. Cepatlah kamu pergi!
c. Bantulah temanmu!
2. Berpola kalimat inversi (PS).
Contoh :
a. Ambilkan pulpen itu!
b. Makanlah sayur itu!
3. Menggunakan tanda seru (!) dalam bahasa tulis.
Contoh:
a. Pulanglah!
b. Ayo keluar!
c. Pergilah!
4. Kalimat perintah dalam komunikasi lisan diucapkan dengan intonasi naik di
awal dan berintonasi rendah di akhir kalimat.
Contoh :
a. Buang barang-barang itu ke tempat sampah!
b. Selesaikan pekerjaanmu!
17.
Tipe teks eksposisi
1 Pengertian Teks Eksposisi
Teks eksposisi adalah teks yang sangat
eratkaitannya dengan pelajaraan bahasa Indonesia. Teks eksposisi adalah salah
satu jenis dari berbagai macam jenis
teks dalam bahasa Indonesia disamping teks narasi, teks deskripsi, teks
prosedur, dan sebagainya. Sama halnya dengan teks yang lain, teks eksposisi
memiliki ciri ciri khusus, struktur kalimat, contoh dan sebagainya yang membedakan teks ini dengan lainnya. Pada
dasarnya akan menemukan banyak sumeber jika mencari informasi tentang
pengertian teks eksposisi adn contohnya.
2 Tujuan Teks Eksposisi
Tes eksposisi memiliki tujuan untuk memaparkan atau menjelaskan
sejelas-jelasnya mengenai sejumlah informasi tentunya kepada para pembaca,
sehingga dengan membaca teka ekposisi maka pepembaca akan memperoleh
pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian
a Menjelaskan informasi atau pengetahuan
tentang suatu hal.
b. Gaya informasi yang bersifat mengajak
c. Penyampalan menggunakan bhasa baku dan
disampaikan secara lugas.
d. Bersifat netral atau tidak memihak.
e.Fakta dipakai sebagal alat kontritasi dan
alat kontribusi
Kesimpulan juga
disebut ikhtisar atau pendapat terakhir yang mengandung informasi
berdasarkan
uraian sebelumnya. Kesimpulan dapat berupa fakta, pendapat, atau alasan
terhadap suatu objek. Dalam soal bahasa Indonesia, kesimpulan berupa
kalimat-kalimat fakta yang diberi pendapat.
a. Membaca atau mendengarkan teks eksposisi
dengan saksama.
b. Mencatat gagasan umum teks eksposisi.
18.
Tipe teks eksposisi untuk promosi menjual barang
( Intinya dengan menggunakan fakta dan
pendapat yang sesuai dengan kondisi barangnya)
19.
Tipe teks eksposisi untuk membela suatu kasus( Intinya dengan menggunakan fakta dan
pendapat yang sesuai dengan kasus yang dibelanya : tabrakan, pencurian, dll)
20.
Identifikasi gagasan, pikiran, atau pandangan
Gagasan utama atau gagasan pokok adalah
permyataan yang menjadi inti dari sebuah
pembahasan. Atau dengan bahasa lain gagasan
utama adalah gagasan yang menjadi dasar
pengembangan sebuah paragraf.Gagasan utama
biasanya terletak pada kalimat utama yang
biasanya terletak di awal dan akhir
paragraf.Namun ada pula paragraf yang gagasan utama
berada di awal dan akhir sekaligus.
a. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang
letak kalimat utamanya terletak di awal paragraf,
gagasan utama itu dinyatakan dalam kalimat
utama. Diawali dengan pernyataan umum dan
di susul dengan penjelasan umurn.
b. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif adalah paragraf yang
gagasan utamanya terletak di akhir paragraf.
C. Paragraf Campuran
Paragraf campuran yaitu paragraf yang
kalimat utamanya berada di awal dan di akhir paragraf. Dalam paragraf ini
terdapat dua kalimat utama.
21.
Menentukan isi pidato
Struktur isi pidato ada 3
a.
Penyataan posisi
b.
Tahapan argumen
c.
Penguatan pernyataan posisi
22.
Menentukan cara untuk memersuasi
Coba pikirkan jutaan hewan yang kehilangan
rumahnya setiap hari akibat pohon yang ditebang. Jika daur ulang berkelanjutan,
kita dapat menyelamatkan banyak hutan yang indah
Contoh
cara memersuasi dengan cara EMOSI
"Daur ulang "Kita paham
bahwa cadangan sumber daya alami kita
terbatas. Kita dapat adalah hal benar yang kita lakukan. Kita dapat
memperpanjang cadangan kita dengan daur
ulang."
Contoh
cara memersuasi dengan cara LOGIKA
Contoh
cara memersuasi dengan cara ETIKA
23.
Menentukan cara untuk memersuasi
Seorang pembicara yang terarik untuk
membujuk khalayak harus mempertimbangkan 3
(tiga) bukti retoris: logika (logos), emosi
(pathos), dan etika / kredibiltas (ethos). Teori retorika merupakan teori yang
memberikan petunjuk untuk menyusun sebuah presentasi atau pidato persuasif yang
efektif dengan menggunakan alat-alat persuasi yang tersedia. (Rahmat, 2011: 7).
Ketiga hal tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
1. Ethos ( menggunakan pendekatan etika)
Ethos (ethical) berarti "sumber
kepercayaan" (suorce credibility) yaitu karakter pembicara yang dapat
dilihat dari cara dia berkomunikasi, vaitu, menuniukkan kepada khalayak banwa
kita memiliki kepribadian yang tepercaya
dan berpengetahuan luas.
2. Pathos( menggunakan pendekatan EMOSI )
Pathos (emotional) berarti "imbauan
emosional" (emotional appels), yaitu perasaan emosional Khalayak yang
dapat dipahami dengan pendekatan "psikologi ". Oleh karena itu, pembicara harus
dapat mempermainkan perasaan pendengar.
3. Logos ( menggunakan pendekatan LOGIKA )
Logos (logical berarti "imbauan
logis" (logical appeals), yaitu pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan
pembicara dengan benar uraiannya masuk akal, dalam arti memiliki bukti
atau contoh yang konkret pada khalayak
(Abidin, 2013: 17).
Sesuai dengan uraian tersebut, cara
mempersuasi dapat diringkas menjadi diagram pohon
sebagai berikut.
25.
Menentukan struktur pidato
1. Pembukaan.
Pidato harus memiliki pembukaan vang kuat, Cara pembukaan yang kuat ada
lima unsur.
a. Merebut
perhatian, melalui pernyataan vang dramatis atau dengan bantuarn Visdan
b. Menyampaikan
hubungan dengan audiens. Tunjukkan kesamaan dan empati kepada
audiens.
c. Menyampaikan
kelayakan. Tunjukan bahwa kamu layak berbicara tentang topik sebab
pengalaman personal atau profesional yang kamu
lakukan. Lakukan dengan Santun dan
berdasarkan data.
d. Menyampaikan
tujuan. Jelaskan apa harapan pembicara setelah pidato selesal.
e. Menyampaikan
peta jalan. Katakan kepada audiens pokok-pokok pikiran pidato.
2. Isi
pidato: Isi pidato sebaiknya berisi pokok pikiran yang disertai alasan
meyakinkan untuk
mendukung pandanganmu. Susun secara logis, gunakan sumber terpercaya,
contoh yang logis dan dikenal audiens
Penutup.
Tutuplah pidato dengan menarik dan mengesankan
26.
Menentukan struktur pidato persuasi
27.
Menentukan struktur pidato persuasi
28.
Kebahasaan pidato
Unsur Kebahasaan Pidato Persuasif
Mencermati contoh pidato persuasif
tersebut, unsur kebahasaan yang dapat didentifikasi
sebagai berikut.
1. Terdapat nominalisasi (pembendaan). Pembendaan
merupakan proses tata bahasa mengubah kata benda, kerja, dan sifat menjadi kata
benda. Fungsinya untuk menghubungkan antarkalimat.
Misalnya: kaya (kata sifat) menjadi kekayaan (kata benda)
2. Terdapat bentuk pasif dan kata ganti orang,
misalnya:
a. Budaya menurut Wikipedia adalah suatu cara hidup
yang berkembang dan dimilik oleh sebuah kelompok (bentuk pasif).
b. Bapak dan ibu Dewan juri yang saya hormati. (kata
ganti orang)
3. Terdapat istilah, misalnya : adat-istiadat,
khatulistiwa.
4. Terdapat kata benda abstrak, misalnya: kekayaan
5. Terdapat kata-kata emotif, misalnya: Tanpa kita
lestarikan budaya kita akan hilang lenyap tak
berbekas.
6. kata tugas menciptakan kohesi ( keterpautan
bentuk) dan mengekspresikan hubungan sebab akibat, seperti, sebab, karena, oleh
sebab itu, maka.
29.
Kebahasaan pidato
30.
Latar waktu
Latar yang berkaitaan dengan ketika
terjadinya suatu peristiwa, pagi, siang,malam, ketika hujan turun, ketika
menangis, ketika menulis.
31.
Penokohan
Setelah menentukan tema
cerpen, langkah berikutnya kita tentukan siapa saja tokoh-tokoh yang akan
ditampilkan dalam cerpen. Semua tokoh yang terlibat dalam peristiwa yang kita
alami kita tulis, dan tentukan juga watak tokoh-tokoh yang telah kita pilih.
32.
Latar tempat
Menurut Nurgiantoro (1995:216),
latar/setting merupakan waktu/keadaan alam atau cuaca
terjadinya suatu peristiwa, karena
setiap perbuatan atau aktivitas manusia akan terjadi pada
tempat, waktu dan keadaan tertentu
sehingga cerita itu tampak lebih hidup dan logis untuk
menggerakkan emosi pembaca. Hal ini
penting untuk memberikan kesan realisitis kepada
pembaca, meciptakan suasana tertentu
yang seolah-olah sungguh-sungguh ada dan terjadi
sehingga pembaca dapat merasakan dan
menilai kebenaran, ketepatan dan aktualisasi latar yang diceritakan sehingga
merasa lebih akrab. Sebagai penuntun untuk memahami latar/setting adalah :
Kapan peristiwa itu terjadi?
Di mana peristiwa itu terjadi?
Bagaimana situasi alam di daerah itu?
33.
Watak tokoh
Penokohan /perwatakan yaitu caa melukiskan
sikap dan watak para pelakunya atau kepribadian tokoh-tokohnya,meliputi sifat
lahir dan sifat batinnya.
34.
Tema cerpen
Tema adalah gagasan utama yang menjadi
pokok permasalahan dalam sebuah cerita. Tema dalam suatu karya sastra letaknya
tersembunyi dan harus dicari sendiri oleh pembacanya. Oleh karena itu,
pengarang tidak mengatakan secara jelas tema karangannya, tetapi merasuk,
menyatu dalam semua unsur cerpen dan dengan demikian akan menghasilkan suatu
cerpen yang baik. Menurut Adiwardoyo (1990:13), tema adalah gagasan sentral
pengarang yang mendasari penyusunan suatu
cerita dan sekaligus menjadi sasaran dari cerita itu. Tema merupakan perpaduan
antara pokok persoalan dan tujuan yang ingin dicapai pengarang lewat cerita
itu.
Untuk mengetahui tema kita bisa
menyusun pertanyaan-pertanyaan seperti pertanyaan berikut.
a. Persoalan apakah yang paling
menonjol dalam cerita itu?
b. Pesan apakah yang disampaikan
pengarang kepada pembaca?
C. Persoalan-persoalan apa saja yang
diungkapkan pengarang dalam cerita itu?
Dengan demikian, tema dapat dipandang
sebagai dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah karya
35.
Alur/Plot
Alur atau plot, yaitu rangkaian peristiwa
yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi suatu satu kesatuan yang
padu, bulat dan utuh. Alur atau plot dapat dikategorikan ke dalam beberapa
jenis berdasarkan sudut tinjauan atau kriteria. Alur atau plot tersebut dapat
dibedakan menjadi tiga bagian,yaitu: "alur maju, alur mundur, dan alur
gabungan". Alur maju bermula dari titik awal peristiwa dan berjalan secara
teratur sampai titik akhir cerita. Disebut alur mundur apabila
peristiwa-peristiwa yang disusun berdasarkan sebab akibat mencerikan masa
lampau dari titik akhir menuju titik permulaan. Sedangkan alur gabungan adalah
apabila perirtiwa-peristiwa yang ada disusun secara campuran antara sebab
akibat, waktu kini ke waktu lampau dan waktu lampau ke waktu kini (Wendy Widya,
dkk, 2006: 28).
36.
Amanat.
Amanat (pesan) ialah sesuatu yang
disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Penyampaian amanát (pesan) dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu cara lisan dan cara tulisan. Cara pertama, penyampai amanat
langsung berhadapan dengan penerima sebagai lawan bicara atau pendengar,
sedangkan cara kedua, penyampai amanat tidak berhadapan langsung dengan
penerima, tetapi menggunakan perantara/alat bantu; dapat berupa cerita, buku
(fiksi dan nonfiksi). Untuk menemukan amanat pada sebuah karya sastra, misal
cerpen, kita harus lebih dulu memahami tema, rasa, dan nada cerpen itu. Tema
berbeda dengan amanat. Tema berhubungan dengan arti karya sastra, sedangkan
amanat berhubungan dengan makna karya sastra (meaning dan significance) yang
berifat kias, subjektif, dan umum. Makna karya sastra selalu berhubungan dengan
orang per orang, konsep seseorang, dan situasi penyair mengimajinasikan
karyanya.
Amanat (pesan) sebuah karya sastra, selain
yang dibicarakan di atas, dapat pula ditentukam
melalui perndekatan teori sastra (sejarah
sastra, angkatan, atau zaman) terciptanya karya sastra itu. Jadi, menemukan
amanat pada sebuah karya sastra (cerpen) selain memahami tema, rasa dan nada,
juga dapat ditemukan melalui pendekatan teori sastra.
37.
Struktur cerpen
a.Orientasi
Penentuan peristiwa, menciptakan gambaran
visual latar, atmosfer, dan waktu kisah. Pengenalan karakter dan arah menuju
komplikasi
b.Rangkaian peristiwa:
Kisah berlanjut melalui serangkaian
peristiwa tak terduga.
c.Komplikasi:
Cerita bergerak seputar konflik atau
masalah yang memengaruhi latar waktu dan karakter. Tokoh utama mengarah ke
solusi.
d.resolusi:
solusi untuk masalah atau tantangan dicapai
berhasi. Cara pengarang mengakhiri cerita
38.
Struktur cerpen
Biasanya ada paparan atau penggalan cerita
dan disuruh untuk menentukan unsur struktur dari cerpen : orientasi atau
rangkaian persitiwa atau resolusi, atau komplikasi
39.
Struktur cerpen
40.
Ciri kebahasaan cerpen
Ciri kebahasaan yang menonjol teks naratif,
khususnya cerita pendek fiksi adalah sebagai berikut.
1. Sudut pandang pencerita menjadi ciri
kebahasaan yang khas cerpen, apakah pencerita menjadi orang pertama atau
ketiga.
2. Beberapa dialog dapat dimasukkan,
menunjukkan waktu kini atau lampau.
3. Kata benda khusus, pilihan kata benda
yang bermakna kuat dan bermakna khusus, misalnya memilih kata klakson dibanding
bel.
4. Uraian deskriptif yang rinci, deskripsi
indera yang digunakan untuk menggambarkan
pengalaman, latar, dan karakter. Misalnya,
baunya seperti apa, apa yang bisa didengar, terlihat seperti apa, seperti apa
rasanya, dan lain-lain.
5. Penggunaan majas:
a. simile (perbandingan langsung "seekor
burung pipit sedang berusaha mempertahankar
nyawanya. Dia terbang bagai batu lepas dari
katapel sambil menjerit sejadi-jadinya") metafora (perbandingan tidak
langsung atau tersembunyi "dia memiliki hati batu", "kera
kepala seperti lembu");
b. personifikasi (benda mati yang dianggap
seperti mahluk, hidup), misalnya Perutny
keroncongan karena sejak pagi belum
sarapan)
6. Penggunaan pertanyaan retoris sebagai
teknik melibatkan pembaca, misalnya: Anak kecil tahu akan arti sedekah. Mengapa aku tidak?
41.
Identifikasi kritikan
42.
Identifikasi teks tanggapan
Teks tanggapan merupakan bagian dari genre
teks eksposisi. Di dalamnya terdapat argumen-
argumen, ulasan-ulasan tentang sesuatu hal
contohnya tanggapan terhadap karya seni.
Saat berargumen sebenarnya kita sedang berpendapat yang bertujuan
meyakinkan orang lain. Fungsi pendapat ini berlaku juga saat kita menanggapi
sesuatu. Tanggapan menghasilkan penilaian baik pujian maupun kritikan. Hal yang
harus diperhatikan saat memberi tanggapan adalan harus objektif dan santun.
Objektif artinya kita menanggapi sesuatu verdasarkan apa yang sesungguhnya,
fakta dan kenyataan. Kata santun berarti
cara menyampaikan tanggapan itu harus berdampak positif. Meskipun yang kita
sampaikan adalah tentang yang kurang baik tetapi harus sampaikan dengan cara
(dan bahasa) yang baik
43.
Identifikasi isi teks tanggapan
44.
Identifikasi isi teks tanggapan
45.
Identifikasi sanggahan
46.
Identifikasi pujian
Selanjutnya kita bahas bagaimana
cara menyampaikan pujian. Sebagai manusia tentu kita lebih senang menerima
pujian daripada menerima kritik. Itu adalah sifat alami manusia yang lebih
menyukai sesuatu yang terlihat lebih bagus/mengenakan untuk diterima.
Untuk menyampaikan pujianpun kita
harus memperhatikan etika dan kesantunan dalam berbahasa. Ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan dalam menyampaikan pujian, diantarnya :
1.Menggunakan kata-kata yang baik
dan sopan
2.Memuji disertai dengan alasan yang
tepat
3.Tidak memuji secara berlebihan
Yang harus kita perhatikan adalah
dalam menyampaikan kritik maupun pujian kita harus selalu memperhatikan unsur
kesantunan dan kesopanan.
47.
Struktur teks tanggapan
Struktur
Retorika
• Konteks
: Apa yang ditanggapi? Di mana,kapan peristiwaterjadi? Peristiwa apa, politik,
sosial, seni budaya?
• Deskripsi
: Apa dan bagaimana sesuatu terealisasi diciptakan atau dihasilkan?
• Penilaian:
Apa yang kita pikirkan tentang sesuatu itu?
48.
Struktur teks tanggapan
49.
Unsur kebahasaan
teks tanggapan
BAHASA TEKS TANGGAPAN
Di kelas VII, kamu sudah mempelajari teks
deskripsi. Kemampun mendeskripsikan diperlukan saat menyusun teks eksposisi
tanggapan makna misalnya, menggambarkan perasaanmu terhadap sesuatu. Hal ini
dimulai dengan mencatat apa saja yang menarik dan tidak baik yang kurang baik,
keunggulan dan kelemahan. Ini data untuk menjawab ketika ditanya,
"Bagaimana perasaanmu tentang ..? banyak remaja menjawab dengan,
"Gimana gitu..." Jawaban semacam ini menunjukan ketidakmampuan
mendeskripsikan sesuatu.
Selain kemampuan
mendeskripsikan, kemampuan yang harus dikuasai
adalah mengungkapkan pujian dan kritik dengan bahasa yang santun.
MENANGGAPI : PUJIAN
Sangat menyenangkan menerima
pujian, siapa pun suka, siapa pun dia (tua, muda, besar, kecil, miskin, kaya,
lelaki, perempuan, cantik, tampan ataupun orang yang merasa tidak cantik/tampan.
Coba perhatikan pengalamanmu hidup, di rumah, di sekolah, di masyarakat, apakah
orang Indonesia suka memuji? Atau sebaliknya?
Sayangnya, kamu
jarang sekali melihat orang memuji dengan tulus. Ayo, kamu tanamkan dan
biasakan memuji orang lain dengan tulus. Biasakan melihat sisi baik dari setiap orang, setiap
hal. Jika semua orang Indonesia membiasakan
ini maka akan terbentuk bangsa yang memiliki kepercayaan tinggi. Energi positif
akan membangun Indonesia lebih maju.
Pujian membawa
perasaan positif yang disebabkan seseorang telah memperhatikan sesuatu karyamu,
perbuatanmu, ucapanmu, dirimu yang dianggap memiliki nilai. Memuji merupakan komponen penting kemampuan bersosialisasi
dan juga sarana berguna untuk memulai percakapan. Namun bagi beberapa orang,
memberi pujian menjadi pengalaman yang kurang nyaman karena khawatir kurang
tepat. Jangan cemas, ikuti petunjuk berikut tentang memberikan pujian dengan
tepat.
MEMUJI
SECARA TEPAT
Tulus, bukan basa-basi. Memuji tidak dengan sungguh-sungguh
akan dapat dirasakan. Sebaliknya, jika
pujian itu sungguh-sungguh, tulus bukan sekadar basa-basi dapat dirasakan dan
orang senang dengan apa yang kamu katakan. Caranya, memandang orang yang dipuji
jika memuji secara langsung; atau memuji secara khusus. Misalnya lebih khusus
jika mengatakan, "Kamu tampak lebih ceria jika memakai baju warna
itu" daripada mengatakan "Kamu bagus memakai baju itu".
Hormati, hargai. Jangan sampai niat memuji malah diterima
sebaliknya. Hati-hati memuji kberdasarkan suku, agama, ras, atau penampilan ns
seseorang. Ini
wilayah berbahaya. Hindari ungkapan penjelas yang tidak perlu. Misalnya,
"Kamu hebat untuk ukuran orang desa" atau "Tidak “ada orang
kampung yang sepintar kamu" (ini menyiratkan orang desa kampung tidak ada
yang hebat atau pintar) atau "Tuh kan kamu terlihat cantik kalau
berdandan" (ini menyiratkan bahwa jika tidak berdandan orang itu tidak
cantik).
Waktu. Ada beberapa pujian yang tidak
cocok dalam situasi tertentu. Pastikan
lihat konteks peristiwa sebelum memuji seseorang, Maksudnya ada pujian yang bisa diberikan kapan saja dan
ada yang harus diberikan seketika. Paling tepat, pujian diberikan setelah
seseorang mengerjakan sesuatu dengan sangat baik. Puji seketika dan di hadapan
banyak orang. Kesaksian orang-orang membuat pujian lebih bermakna dan si
penerima merasa dihargai.
Berikan rasa nyaman. Tujuan memuji
adalah untuk orang lain bukan membicarakan diri sendiri. Jangan membicarakan
diri sendiri apalagi jika maknanya berlawanan. Ini membuat orang yang dipuji
merasa tidak nyaman. Misalnya, "Kamu
hebat sekali sudah memenangi kejuaraan catur mengharumkan sekolah kita, kalau
saya tidak mungkin bisa. Saya orang yang tidak bisa apa-apa.
50.
Unsur
kebahasaan teks tanggapan
Wah hebat bu guru yang satu ini
BalasHapus