Kapan Mau Menulis ?
Aning Sarwiyani:
Menulis? Bosan....ngabisin waktu sama pikiran.malas.... buat
apa nulis.? Mudah langsung dilisankan...tinggal ceplas ceplos tanpa mikir.
Itulah alasan sebagian jika disuruh untuk menulis. Apalagi
bagi anak zaman now. Mereka bilang menulis itu hanya membuang waktu dan tenagà.
Ketinggalan zaman.
Anak sekarang kalau sudah disuruh untuk menulis enggan
melakukan. Seribu alasan dikemukakan.
Aku sendiri.... juga banyak alasan. Alasan utama karena
sudah tua. Mau memasuki masa pensiun...untuk apa menulis..toh sudah berasa pada
posisi tinggi golongan dalam jabatan. Tak bisa digunakan untuk kredit point.
Ditambah badan yang sering sakit sakitan. Banyak pekerjaan... kurang bisa
membagi waktu...kapan kerja...kapan ngurus keluarga....kapan sosialisasi dengan
tetangga, belum lagi kalau ada cucu yang lucu dan imut. Hilang sudah hasrat
untuk menulis.
Satu hal yang sangat mendesak mau untuk menulis hanya karena
ada batas waktu mengumpulkan tugas kegiatan. Mau tak mau harus rela meninggalan
aktivitas semuanya.
Bagiku menulis itu bakat. Seorang yang berbakat menulis
dengan mudahnya ia menulis kata demi kata menjadi rangkaian kalimat yang enak
dibaca dan mudah dipahami. Ada sebagian orang yang suka menulis, tapi hasilnya
asal asalan... semua tulisannya buat dimuseumkan sendiri alias tidak pernah
dibagi atau dipublikasi. Jadi bagus dan tidak hasil tulisannya belum ada tolok
ukur penilaian karena belum ada pembanding
alias belum ada saran dan kritik.
Begitu juga yang aku alami. Terus terang aku juga belum bisa
menulis. Menulis yang layak dan enak dibaca. Begitu aku mengikuti kelas belajar
menulis...mendapatkan hal yang serupa...tulisan awalku aku posting. Apa komentar-komentar
dari beliau. “ Bagus bu, lengkap bu, isinya bagus, siip bu.....mantul... dan
lain sebagainya”. Padahal. Aku berharap
di kelas belajar ini benar benar mendapat krisan yang benar dan jujur. Tidak
komentar yang asal aku senang. Karena aku memang pemula dalam menulis. Kecewa?
Eittts....tunggu dulu.....
Ternyata aku harus mampu menempatkan usiaku sebagai sandaran
menerima kritik dan saran mereka. Ada pepatah, membuat orang lain bahagia itu
akan mendapat pahala.... hahaha....itu
yang aku terima
Terus terang...aku belajar hanya secara nyata...kulihat
kubandingkan hasil tulisanku dengan tulisan beliau beliau. Dimana kurang dan
lebihnya. Aku hanya bisa melihat dan belum bisa membuat seperti halnya hasil
tulisan teman temanku. Tulisan blog temanku bagus bagus, baik dari pengaturan,
tulisan, tata letak, bahasa dan isinya.
Tahukah Ibu Bapak Narasumber.? Tulisan Panjenengan akan
memberikan satu goresan tajam dalam sanubari kami para penulis pemula,
menjadikan sebuah motivasi yang maha dahsyat. Kritik dan saran Panjengan akan
memberikan semangat yang luar biasa.
Kuslalu menanti saat saat indah ada komentar dalam blog blog
kami utamanya dari Beliau narasumber dan juga dari Bapak Ibu peserta belajar
menulis semua....
• Menanti Untuk kepastian
Semangat bun...
BalasHapusBelajar tdk mengenal usia
Semoga bunda sehat trs dan selalu dalam lindungan Allah SWT
Tetap semangat menulis bu aning. Walau ibu bilang di atas tadi "belum bisa menulis" tapi ibu sudah menulis banyak lo buk di tulisan ini.
BalasHapusBahasa yang digunakan enak bu, saya baca tanpa terlewat lo buk. Tinggal diperbaiki tanda bacanya akan semakin nyaman untuk di baca buk.
Kalau kata Bu Kanjeng, tidak ada kata terlambat untuk belajar. Beliau juga memulai menulis saat sudah berumur. Semangat ya buk. Maaf ya buk jadi panjang komennya. Semoga berkenan.
Salam kenal bu Aning 😊
Terima kasih ....krisan nya
Hapus