Breaking

Post Top Ad

Your Ad Spot

Kamis, 06 Agustus 2020

SIFAT TULISAN ARTIKEL-- HARI KE 4

SIFAT TULISAN ARTIKEL

UNTUK SURAT KABAR DAN MAJALAH


Setidaknya 7 tentang watak tulisan artikel. Apakah jadi dia di koran itu ada beberapa jenis tulisan kemarin sudah disampaikan oleh pak ya Ada opini ada artikel ada tajuk rencana ada kolom ada essay ada cerpen ada cerita bersambung ada sebaik essay , ada faetur begitu nah itu memiliki masing-masing sifat mereka jenis-jenis tulisan itu memiliki sistematika dan karakter masing-masing. Pada kesempatan ini kita bincang kan Sifat tulisan artikel dulu.

Menulis untuk Artikel atau Majalah kita sudah berbicara dengan industri sebenarnya.  Sudah berurusan dengan industri maka ketika rekan-rekan mengirim artikel ke koran dan majalah itu, sudah berbicara tentang bagaimana tulisan kita bisa dimuat di koran  Karena sejujurnya menurut laporan itu tidak mudah. Kenapa dikatakan tidak mudah karena memang di dalam prosesnya koran memiliki visi dan misi memiliki tujuan mereka punya pangsa pasar punya pembaca punya pengiklan sebagai salah satu kehidupan mereka. Maka tulisan kita harus menyesuaikan diri dengan koran yang kita tuju , nggak bisa kita menulis sesuai keinginan kita.  Oleh karena itu ada beberapa persyaratan ada beberapa ketentuan yang harus dikuasai oleh rekan-rekan dalam menulis artikel di koran atau majalah.

Pada kesempatan ini selanjutnya saya akan membahas tentang sifat tulisan artikel. Watak tulisan artikel nanti ketika teman-teman sudah tahu watak dan sifat artikel, mudah-mudahan nanti ada kan lebih bisa memahami kira-kira tulisan saya layak dikirim atau ini atau tidak. Apakah tulisan saya layak untuk dikirim atau tidak penting penting untuk diketahui oleh kita semua agar tulisan temen-temen semua bisa masuk diterima atau baik kita akan bahas satu persatu terkait dengan sifat tulisan artikel

Setidaknya 7 tentang watak tulisan artikel. Apakah jadi dia di koran itu ada beberapa jenis tulisan kemarin sudah disampaikan oleh pak ya Ada opini ada artikel ada tajuk rencana ada kolom ada essay ada cerpen ada cerita bersambung ada sebaik essay , ada faetur begitu nah itu memiliki masing-masing sifat mereka jenis-jenis tulisan itu memiliki sistematika dan karakter masing-masing. Pada kesempatan ini kita bincang kan Sifat tulisan artikel dulu.

Sifat artikel yang pertama adalah faktual yang kedua berisi Gagasan dan fakta yang ketiga artikel bisa meyakinkan orang lain kemudian aku juga harus bisa mendidih selanjutnya sifatnya harus memecahkan masalah kemudian dapat juga menghibur dan yang terakhir ketika kita itu harus menggunakan kalimat denotatif dan konotatif . Jadi kalau temen-temen masih menggunakan kata aku di dalam menulis artikel Tentu saja Ini tidak sesuai dengan apa yang diharapkan atau sifat karakter dari sebuah artikel.

Ada beberapa temuan ketika koreksi di gelombang 1 dan 2  tentang tulisan ada seorang peserta yang tidak bagus intronya sudah bagus tetapi paragraf berikutnya saya terkaget-kaget.  Karena yang bersangkutan itu menuliskan kata aku di dalam paragraf nya otomatis kali saya sampaikan itu tidak bisa dan harus diperbaiki karena di dalam proses penulisan artikel hindari dari kata aku. Kalaupun nanti rekan-rekan mau menyebutkan saya itu masih bagus atau penulis misalnya tetapi ketika bilang aku di dalam hal ini dimaksudkan untuk penggunaan cerpen, novel begitu yang ada sesuai dalam penulisan artikel

Salah satu sifat artikel adalah faktual. Tema yang dibahas benar-benar terjadi bukan imajinasi.  ya Nah di dalam proses faktual adalah syarat utama di dalam proses penulisan artikel. Demikian juga dalam proses opini bisa jadi kalau kita menulis kita atau opini di koran, itu berbeda dengan kita menulis cerpen atau cerita bersambung di koran. Walaupun pada dasarnya tema kalau kita menulis cerpen untuk koran harus disesuaikan dengan kondisi riil. bulan Agustus nih, tentang apa ? itu akan lebih cepat dimuat daripada kita menulis cerpen atau sajak yang tidak termasuk tematik. Tetapi banyak teman-teman pemula yang seringkali mengirim artikel atau mengirim cerpen atau puisi itu tidak disesuaikan dengan faktual atau tema yang sedang trend pada bulan itu maka yang bersangkutan sering tersisih dari oleh penulis lain . Oleh karena itu ketika kita mengirimkan sebuah cerpen sebuah artikel utamakan temanya yang sedang trend di bulan Agustus itu,  ya berarti kita berbicara tentang Agustus demikian juga dengan artikel.  

Jika rekan rekan menulis cerpen itu tidak perlu ada fakta seperti saja yang kira-kira memberikan pencerahan kepada pembacanya. Namun ketika rekan-rekan menulis artikel maka pendapat kita harus dilengkapi dengan fakta dengan peristiwa dan opini yang bisa dipertanggungjawabkan karena memang ilmiah. Nah Oleh karena itu semua di dalam prosesnya tentu saja kita ketika akan berarti harus memiliki dulu data-data akurat yang mampu menyakinkan untuk pembacanya.

Apabila kita menulis artikel tanpa fakta tanpa gagasan itu bisa jadi tidak akan dimuat. Jika berdasarkan fakta dan gagasan sesuai dengan harapan redaksi dan tentu saja tidak akan dimuat.  Oleh karena itu di dalam proses pembuatan artikel  ke sini gagasan dan fakta serta faktual yang sedang tren dipisahkan oleh publik itu akan menjadi salah satu catatan agar kita bisa dimuat.

Artikel itu persis sama dengan kita menulis karangan argumentasi. Karangan argumentasi adalah karangan yang bisa meyakinkan orang lain dan mengakui bahwa argumentasi benar. Oleh karena itu di dalam proses penulisan aktif temen-temen harus menyiapkan data-data yang memperkuat bahwa kita yakini kebenarannya. Tanpa fakta tanpa data ,tanpa ide yang bagus maka sudah bisa jadi itu bukan artikel bisa jadi hanya sekedar opini pribadi sebagai penulisannya.

Oleh karena itu,  maka Saya menyarankan kalau mau mencoba fokus menuis artikel,  dari sekarang siapkan tematik tematik terkait dengan tren-tren hari-hari nasional.  Harusnya kemarin hari Raya Idul adha ya kalau bercerita hanya sekedar sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail orang kan semua sudah tahu prosesnya. Orang sudah paham Bagaimana kronologisnya, tetapi coba kita tuliskan sesuatu yang berbeda kaitkan dengan perspektif buat kita kaitkan dengan kondisi yang sedang terjadi hingga ini lebih menarik dan dipastikan dimuat di koran dan majalah.

4

Sifat tulisan artikel yang keempat adalah mendidik. Mendidik itu artinya adalah tulisan artikel kita harus berkaitan dengan masalah. Bagaimana mencerahkan mendidik mengajarkan sesuatu dan menyakinkan sesuatu ya agar pembaca melakukan sesuatu juga yang diharapkan oleh kita. Bisanya ya ketika kita berpendapat bahwa program penggerak POP saja kita buat kita benar adanya layak di masa pandemi dilakukan maka berikanlah gagasan-gagasan yang meyakinkan pembaca bahwa POP yang diputuskan oleh menteri itu sangat bagus untuk perkembangan guru-guru,  misalnya akan tetapi ketika rekan-rekan tidak setuju dengan program organisasi pergerakan ini maka argumentasi data yang bisa meyakinkan orang lain juga termasuk kenapa tiga organisasi besar NU Muhammadiyah dan PGRI tidak berminat bergabung di program ini.  Nah ini kita membahas masalah yang sedang terjadi di dalam artikel itu yang terpenting adalah bagaimana kita memberikan solusi. Solusi terhadap masalah yang terjadi.

Solusi yang kita tawarkan, di dalam proses pembuatan artikel karena pembacanya beragam maka tentu saja kita ke dalam pemberian solusi ini harus berbeda dengan teman-teman lain . Jadi kalau Solusi yang ditawarkan di majalah atau koran sama saja dengan teman-teman yang lain, terlebih waktu kita ngirimnya kepepet, otomatis tulisan  kita tidak di muat di koran sebenarnya banyak hal kompleksitas kita yang jadi bahan pertimbangan pertama bisa jadi itu saat kita terlalu dekat pengirimannya, yang kedua bisa jadi tidak mewakili sebagain besar dari pembacanya,  banyaknya menjadi ide kita telah didahului oleh orang lain selain kita.

Sifat ke 5 dari artikel itu memecahkan masalah. Penulisan artikel itu sifatnya harus bisa membahas suatu permasalahan yang disertai solusi pemecahannya, sehingga pembaca memperoleh pengetahuan baru. Kadang-kadang tidak pernah memberikan solusi di dalam artikel kita,  kadang-kadang  kita hanya menerangkan saja, menerangkan tentang pandemi, menerangkan sejarah pademi, menerangkan tentang surat edaran,  begitu tapi tidak pernah teman-teman memberikan solusi terhadap masalah yang dipaparkan.

Masalahnya kita Munculkan tidak disertai dengan solusi. Juga ada yang kadang-kadang tidak dibuat itu dengan tidak menyimpulkan di akhir tulisan ini kurang lengkap.  Nih ini kan artikel itu harus ada tiga bagian utama Yang pertama adalah ada pembukaan, intro yang kedua ada pembahasan, yang ketiga ada kesimpulan.  Nah kalau kalau hanya  memaparkan masalah kemudian memberikan solusi tak ada kesimpulan, gagal pula artikelnya.  Nah dalam menuliskan simpulan kalian ada berapa paragrafnya cukup satu lah satu paragraf cukup atau mungkin kalau banyak itu paling 2 tapi bukan agar memperkuat sistem yang baik itu. 

Dalam sifat artikel juga enggak serus juga biasa aja karena memang ada beberapa jenis file yang sudah dikembalikan kemudian kita juga harus menghibur dan lucu. Di koran-koran yang nasional dan lokal itu ada kolom-kolom yang jenisnya arrikel tetapi seriusan tapi ada juga dengan masalah tapi masalah apa menghibur menghibur pembacanya sehingga pembaca itu memahami dan merasakan itu hanya akan matikan kita tidak akan satu ada pembukaan, pembahasan  dan diakhiri dengan kesimpulan harus ada

 Hanya masalahnya di opini itu gagasan kita punya 100% gagasan kita. Ya tentu saja gagasan berdasarkan hasil membaca ya cuma dikemas dalam bahasa kita sendiri, teman-teman mengutip dari sebuah pernyataan orang lain dari google,  internet.  Sebenarnya kalau teman-teman menulis tulisan sebuah gagasan ya tetapi tidak ada kutipan tidak ada pendukung dari orang lain.  Opini dan artikel  ini namanya kalau yang dibutuhkan koran opini atau aturan dua-duanya dua-duanya dibutuhkan koran-koran komponen atau keadaan sesuatu yang sedang dibutuhkan oleh orang-orang I ndonesia  2.500 atau free lance dari pembacanya sendiri, hal ini dibutuhkan oleh koran, sehingga bisa digunakan sebagai uji nyali bagi kita. Takutnya gitu coba kirim ke koran.


Selanjutnya terkait dengan sifat bersyarat adalah harus menggunakan kalimat denotatif.  Kalau tidak menggunakan kalimat terletak di maka itu bisa jadi feature, essay  atau atau kolom.  Yang membedakan antara dengan kolom dengan salah satunya adalah penggunaan kata  denotatif. Contoh kita tidak boleh kita mengatakan bapak bupati sedang yang berada di di karena dengan menggunakan kata meja hijau sampaikan juga kemarin bahwa itu termasuk kata konotatif, maka tidak diperbolehkan menggunakan kata meja hijau.

 Kalimat kalimat atau kata-kata berkiasan itu tidak digunakan di dalam proses pembuatan atau penulisan atau artikel. Karena artikel sampaikan juga kemarin bahwa itu termasuk fiksi kata kalimat penyampaian tidak boleh campur aduk dengan baik-baik kata kata meja hijau . ya begitu pengadilan tetapi dalam proses langsung saja di pengadilan negeri itu jam sekian Bupati tersangka sebagai koruptor.

 Jadi dapat disimpulkan bahwa sifat artikel itu ada 7 yang pertama faktual, Kemudian yang kedua berisi Gagasan dan fakta ketiga artikel bisa meyakinkan orang lain ke-4 mampu mendidik pembacanya kemudian yang kelima harus mampu memecahkan masalah yang ke 6 mampu menghibur dan yang ketujuh gunakanlah kalimat denotatif bukan kalimat konotatif di dalam proses pembuatan artikel baik di koran maupun majalah.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad

Your Ad Spot