MAJAS,
UNGKAPAN, DAN PERIBAHASA
Bersama Ibu Aning S
A.
MAJAS
Dalam
pembendaharaan bahasa Indonesia, dikenal berbagai jenis majas. Majas-majas tersebut terbagi ke dalam majas perbandingan,
pertentangan, pertautan, dan perulangan.
1.Majas Perbadingan
Majas perbandingan meliputi
personifikasi, metapora, perumpamaan, dan alegori.
a. Asosiasi (simile), adalah
perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berbeda, tetapi
sengaja dianggap sama. Majas ini
ditandai oleh penggunaan kata bagai ,bagaikan
seumpama,
seperti
Contoh:
- Semangatnya keras bagaikan
baja
- Wajahnya bagai bulan purnama
- Hatinya sedih seperti diiris sembilu.
- Mukanya pucat bagai mayat
- Wajahnya suram seperti tempurung dibelah dua
b. Metapora adalah majas
perbandingan yang diungkapkan dengan secara singkat dan
padat.
Contoh:
- Dia dianggap anak emas majikanya.
- Perpustakaan adalah gudang ilmu.
- Raja siang keluar dari ufuk timur.
c.
Personifikasi, adalah majas yang membandingkan benda-benda tidak
bernyawa seolah
– olah memiliki sifat seperti manusia.
Contoh:
- Badai mengamuk dan merobohkan rumah
penduduk.
- Daun kelapa melambai-lambai di tepi pantai.
- Awan hitam menebal diiringi hallilintar
bersahut-sahutan.
- Bel sekolah memanggil-manggil para siswa untuk
masuk ruangan.
d. Alegori, adalah majas yang
bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang
utuh.
Contoh:
Hati-hatilah kamu dalam mendayung bahtera rumah tangga,
mengarungi lautan kehidupan yang penuh dengan badai dan gelombang. Apabila
suami-istri, antara nahkoda dan juru mudinya itu seia sekata dalam melayarkan
bahteranya, niscaya ia akan sampai ke pulau tujuan.
2.Majas Pertentangan
Majas pertentangan, antara lain meliputi
hiperbola,litotes,ironi,sinisme,dan oksimoron.
a. Hiperbola, adalah majas
yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan dengan
maksud untuk
memperhebat,meningkatkan kesan,dan daya pengaruh.
Contoh:
- Saya terkejut
setengah mati mendengar perkataanya.
- Tubuhnya kurus
kering setelah ditinggalkan oleh ayahnya.
- Pekik merdeka berkumandang
di angkasa.
- Cita –cita anak itu selalu melangit.
b. Litotes,
adalah majas yang ditunjukan untuk mengurangi atau mengecil-ngecilkan
kenyataan
sebenarnya.Tujuannya antara lain untuk merendahkan diri.
Contoh:
- Kami berharap Anda dapat menerima pemberiaan yang
tidak berharga ini.
- Gajiku tak seberapa, hanya cukup untuk
makan anak dan istri.
- Pertolongan
apakah yang saudara harapkan dari saya yang lemah dan bodoh ini.
- Terimalah
bingkisanku yang tidak berarti ini.
c. Ironi, adalah majas yang
menyatakan makna yang bertentangan dengan maksud untuk
menyindir atau
memperolok-olok
Contoh:
- Bagus sekali rapormu,Andi.Banyak benar angka
merahnya.
- Rajin sekali kamu,lima hari kamu tidak masuk
sekolah.
d. Sinisme, adalah majas yang menyatakan
sindiran secara langsung.
Contoh:
- Perkataanmu tadi sangat menyebalkan.
Kata-kata itu
tidak pantas disampaikan orang
terpelajar seperti kamu!
-
Bisa-bisa aku jadi gila melihat kelakuanmu itu!
e. Oksimoron, adalah majas
yang antarbagian-bagianya menyatakan sesuatu yang
bertentangan.
- Nuklir dapat menjadi pemusnah masal,
tetapi juga dapat mensejahterakan
kehidupan umat manusia.
- Yang tetap dalam dunia ini adalah perubahan.
3. Majas Pertautan
Majas pertautan antara lain meliputi
metonimia, sinekdok, alusi, eufinisme, elipsis, dan
inversi.
a. Metonimia adalah majas yang
memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan
nama orang ,barang, hal lainnya sebagai penggantinya.kita dapat menyebutkan
pencipta atau pembuatnya yang kita
maksudkan adalah ciptaan atau buatan. Bisa pula kita menyebutkan bahan
dari barang yang dimaksud.
-
Para siswa di
sekolah kami senang sekali membaca Ali Syahbana.
-
Kelas 3 mendapatkan
perak dalam perlombaan lari maraton.
b. Sinekdok adalah majas yang
menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama
keseluruhannya atau sebaliknya.
Majas ini terbagi ke dalam dua jenis.
1. Pars pro toto
sebagian untuk keseluruhan.
Maksudnya kalau yang disebutkan sebagian dari suatu benda, maka yang
dimaksudkan
adalah benda itu secara
keseluruhan.
-
Paman saya punya atap
di Jakarta.
-
Sampai sore ini
belum kelihatan batang hidungnya.
2.Totem pro parte seluruhnya untuk sebagian.
Maksudnya dengan menyebutkan keseluruhan, maka yang dimaksud hanya sebagian
saja.
-
Indonesia meraih medali
emas dalam kejuaraan itu.
-
Sekolah kami meraih
juara dalam pertandingan bola volley.
c. Alusi adalah majas yang
menunjukkan secara tidak langsung pada suatu tokoh atau
peristiwa yang sudah
diketahui bersama.
-
Banyak korban
berjatuhan karena kekejaman Nazi
-
Apakah setiap guru
bernasib seperti Umar Bakri.
d. Elipsis adalah majas yang di
dalamnya terdapat penghilangan kata atau bagian kalimat.
-
Dia dan ibunya ke
Solo ( menghilangkan Predikatnya)
-
Lari! (penghilangan subjek kamu)
e. Inversi adalah majas yang
dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat.
- Paman saya wartawan----------wartawan,
paman saya
- Dia datang
----------------- Datang dia
4. Majas Penegasan / Perulangan
Majas perulangan terdiri atas pleonasme,
klimaks, antiklimaks, retoris, aliterasi,
antanaklasis, repetisi,
paralelisme, dan kiamus.
a. Pleonasme adalah majas yang
menggunakan kata-kata secara berlebihan dengan maksud
untuk menegaskan arti suatu kata.
-
Mereka turun ke
bawah. Menengadah ke atas, mata kepalaku.
-
Naik meninggi,
turun ke bawah.
b. Klimaks adalah majas yang menyatakan
beberapa hal berturut-turut yang makin lama
makin menghebat.
-
Dari kendaraan
bermotor sampai ke mobil; dari kepala keluarga, ketua RT, ketua RW, kepala
desa, dsb menghadiri rapat desa.
-
Aceh merintih,
menangis, dan meronta.
c. Antiklimaks
adalah majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama
makin menurun ( melemah).
-
Bapak kepala
sekolah, guru, dan murid mengikuti upacara.
-
Jangankan baju,
nasi, bahkan sesuap nasi pun tak mampu dibelinya.
d. Retoris adalah yang berupa kalimat
tanya yang jawabannya itu sudah diketahui penanya.
Tujuannya untuk memberikan penegasan pada
maslh yang diuraikannya, untuk
meyakinkan, ataupun sebagai sindiran.
-
Siapa yang tidak ingin hidup bahagia ?
e. Aliterasi
adalah majas yang memanfaatkan kata-kata yang bunyi awalnya sama.
-
Dara, damba, daku,
datang, dari danau.
f. Antanaklasis adalah majas yang
mengandung ulangan kata yang sama dengan makna kata
yang berbeda.
-
Karena buah
penanya, maka dia menjadi buah bibir.
g. Repetisi adalah majas perulangan
kata-kata sebagai penegasan.
-
Selamat datang,
pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
h. Paralelisme adalah majas perulangan
sebagaimana halnya repetisi, hanya disusun dalam
baris yang berbeda. Biasanya terdapat
dalam puisi.
-
Sunyi itu duka,
sunyi itu melumat bahagiaku, sunyi itu menepis lukaku, sunyi itu .
B. UNGKAPAN / IDIOM
Ungkapan atau idiom perkataan atau kelompok kata yang khusus untuk
menyatakan sesuatu maksud dalam arti kiasan. Ungkapan terbentuk dari kata-kata
yang polanya terbentuk secara tetap, kata-kata itu tidak bisa diubah-ubah
susunannya dan tidak bisa pula disisipi dengan kata lain. Makna dari
masing-masing kata itu melebur membentuk makna baru.
Ungkapan |
Makna |
Buah ratap Buah baju Buah dada Buah
tangan Buah
pikiran Buah bibir Buah pena Buah hati Buah
pinggang |
Isi
ratapan Kancing Susu,
tetek Oleh-oleh,
hasil karya Pendapat Bahan
percakapan Karangan Kekasih Ginjal |
C.
PERIBAHASA
Peribahasa adalah kalimat atau perkataan yang tetap susunannya dan biasanya
mengiaskan maksud tertentu. Dari definisi tersebut, dapat dirumuskan ciri-ciri
peribahasa adalah sebagai berikut:
1. Merupakan kalimat atau perkataan yang tetap susunannya.
Kelompok
kata terbilang dari esa, mengaji dari alif, tidak bisa diubah, misalnya menjadi
terbilang dari satu, mengaji mulai dari huruf alif atau menghitung dari angka
satu.
Walau maknanya sama atau hampir sama, tetapi dengan perubahan-perubahan
semacama itu, makna konotasi kalimat itu berubah pula. Kedua contoh kalimat di atas tidak layak di
sebut peribahasa.
2. Mengandung Makna kias
Makna yang terkandung dalam peribahasa bukanlah makna yang sebenarnya,
melainkan makna kias atau makan konotatif. Untuk menyatakan orang yang tidak
mempunyai pendirian dapat mengiaaskan atau membandingkannya dengan sifat-sifat
air yang ada di daun talas. Air sesuai dengan kemiringan daun itu. Sifat itulah
yang kemudian disamakan dengan sifst orang yang tidak memiliki pendirian.
Peribahasa |
Makna |
1.Menerka ayam di dalam telor 2. Ayam dapat, musang pun dapat 3. Tangan mencencang, bahu memikul 4. Mencabik baju di dada 5. Ada uang, ada barang 6. Berjalan sampai ke batas, berlayar sampai ke pulau 7. Bau busuk tidak berbangkai 8. Bayang-bayang sepanjang badan, selimut sepanjang badan 9. Menjual bedil kepada lawan 10 Balik belakang lain bicara |
1) Memastikan sesuatu yang tidak mungkin dapat ditentukan 2) Berhasil menangkap pencuri berikut dengan barang buktinya. 3) Siapa yang berbuat dia yang bertanggung jawab. 4) Menceritakan aib sendiri kepada orang lain 5) Bila memiliki uang banyak, maka akan mendapatkan barang yang lebih
baik. 6) Segala sesuatu hendaknya sampai kepada maksudnya. 7) Fitnah yang tidak terbukti kebenarannya. 8) Bijaksana dalam memberikan perintah, sesuai dengan yang
diperintahkan. 9) Menyusahkan diri sendiri 10)
Merugikan teman sendiri, munafik. |
wow keren lengkap pokoknya
BalasHapus